Dalam dekapan malam
Aku berselimut kemunafikan
Ingin kuikuti cahaya dari timur
Tapi ku selalu menoleh ke barat
“ kamu selalu saja seperti itu”
“ tapi ini pilihan yang sulit”
“ lebih baik dengar kata hatimu”
“ ya......kata hatiku......(tersenyum)
Kehangatan bak sinar sang surya
Ketulusan menghampiri bagai peri kehidupan
Mata ini berbinar setelah kegelapan yang panjang
Dan asa yang kerontang seakan tersirami air kehidupan
“ Lihat kenyataan….kau sudah di lukai”
“ Tapi itu hanya kekhilafan sesaat…”
“ Sudahlah……bangun dari mimpimu”
“ Ya….aku akan memaafkannnya”
Debaran ini tak mampu menghapus luka yang di torehkannya
Keyakinan ini tetap mengisi relung jiwa
Asa ku tetap dalam genggaman mimpinya
Dan aku tetap tak mampu berpaling
“ Gadis naif……sadarlah!”
“ Sepenuhnya aku sadar”
“ Itu bukan sadar...Bodoh!
“Bagiku dia tetap yang terbaik....”
Detak waktu berhenti menjelang dini hari
Tepat ketika usiaku merambah kedepan
Saat itulah kau menyapaku setelah sekian waktu
Kau membisu seribu bahasa……
“ Ngel selamat dan…………..maaf”
“…………………………( terisak)”
“ sayanggg maaf………………( terisak)”
“ klik……………………….”
Halusinasikah ….?
Ku raba pipiku dan airmata masih menggantung disana..
Pelahan keyakinan yang hampir pupus menyatu dalam untaian kesetiaan
Kau tetap yang terbaik…tak tergantikan.
0 Comments:
Post a Comment
|<< Home